Huawei kembali bikin gebrakan di dunia teknologi, kali ini dengan langkah besar yang bisa mengubah peta persaingan kamera smartphone. Perusahaan asal Tiongkok ini sedang mengembangkan dua sensor kamera buatan sendiri, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada produsen sensor seperti Sony dan Samsung.
Langkah ini bisa dibilang cukup berani, karena Sony dan Samsung selama ini mendominasi pasar sensor kamera smartphone secara global. Namun Huawei tampaknya siap bertarung di level yang sama—bahkan lebih maju—dengan teknologi baru yang mereka bawa.
Dikutip dari ShiftDelete, Huawei saat ini sedang mengembangkan dua sensor kamera dengan kode SC5A0CS dan SC590XS. Kedua sensor ini masing-masing mengusung resolusi 50 megapiksel dan akan hadir pertama kali di perangkat flagship Huawei.
Sensor SC5A0CS dilaporkan memiliki ukuran 1 inci, menjadikannya kandidat ideal untuk kamera utama di smartphone kelas atas. Sensor besar seperti ini biasanya dipakai untuk meningkatkan hasil foto, terutama dalam kondisi cahaya rendah.
Sementara itu, SC590XS memiliki ukuran 1/1.3 inci dan berfungsi sebagai telephoto sensor, yang dirancang khusus untuk pengambilan gambar dari jarak jauh.
Salah satu keunggulan utama dari sensor ini adalah penggunaan teknologi RYYB filter (Red-Yellow-Yellow-Blue), bukan RGB seperti kamera kebanyakan. Filter warna RYYB ini sebelumnya sudah digunakan Huawei di beberapa flagship-nya seperti seri P dan Mate.
RYYB memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke sensor, sehingga hasil foto jadi lebih terang dan detail, terutama di malam hari atau ruangan gelap. Huawei benar-benar memaksimalkan keunggulan ini untuk jadi nilai jual utama.
Nggak cuma soal hardware, Huawei juga memperkenalkan teknologi SuperPixGain HDR2.0 yang disematkan ke dalam sensor mereka. Teknologi ini bekerja dengan menggabungkan tiga frame dengan eksposur yang sama untuk menghasilkan foto HDR dengan detail lebih tinggi di area gelap maupun terang.
Menariknya, HDR2.0 ini juga mengurangi efek ghosting yang sering muncul saat memotret objek bergerak dalam mode HDR. Ini merupakan salah satu masalah umum yang jarang bisa diatasi dengan baik, bahkan oleh vendor besar.
Langkah Huawei untuk mandiri dalam pengembangan sensor kamera ini bukan hanya soal kemandirian teknologi, tapi juga soal strategi jangka panjang menghadapi persaingan global. Saat banyak perusahaan masih bergantung pada vendor seperti Sony, Huawei justru membangun jalannya sendiri.
Jika sukses, Huawei bisa memangkas biaya produksi, mengoptimalkan integrasi software-hardware, dan mengembangkan teknologi kamera yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan sistem operasinya.
Rencananya, kedua sensor tersebut akan debut di seri Huawei Mate 80 dan Pura 80 Ultra yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Dengan semua inovasi ini, Huawei jelas tidak main-main dalam menantang dominasi Sony dan Samsung di industri sensor kamera smartphone. Kalau langkah ini berhasil, bukan tidak mungkin kita akan melihat tren baru di mana para vendor smartphone mulai memproduksi sendiri komponennya secara in-house.
Baca juga: Sensor Sony LYT-818: Teknologi HDR Baru yang Siap Mengubah Dunia Fotografi Mobile
Tinggal kita tunggu saja, apakah sensor kamera Huawei buatan sendiri ini akan benar-benar bersaing dalam kualitas, atau justru menciptakan standar baru di industri mobile photography?
Leave a Comment