Dunia medis kembali mencatat sejarah baru setelah tim peneliti dari Johns Hopkins University berhasil menciptakan robot bedah cerdas bernama SRT-H yang mampu menyelesaikan operasi kantung empedu secara mandiri dengan akurasi mencapai 100%. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju otomatisasi layanan kesehatan global.
Dilansir dari ITHome, robot SRT-H bukan hanya sekadar alat bantu bedah seperti sistem Da Vinci yang masih dikendalikan oleh dokter manusia, tetapi benar-benar mampu menjalankan seluruh prosedur operasi secara otonom. Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan dan sistem pembelajaran yang disebut “language-guided imitation learning”, SRT-H belajar dari video operasi yang dilakukan oleh ahli bedah pada tubuh babi.
“Robot ini tidak hanya meniru gerakan, tapi juga memahami alur dan konteks operasi,” tulis laporan tim peneliti dalam jurnal Science Robotics. Dalam uji coba, SRT-H berhasil menyelesaikan delapan operasi pemisahan kantung empedu dan hati pada berbagai spesimen babi dengan kompleksitas anatomi yang berbeda, dan seluruhnya dilakukan tanpa kesalahan.
Meski durasi operasinya masih lebih lama dibandingkan dokter bedah manusia, para peneliti optimistis bahwa waktu penyelesaian bisa diperbaiki seiring penyempurnaan algoritma dan perangkat keras. “Ini langkah besar menuju robot bedah yang tidak sekadar membantu, tapi bisa menggantikan peran manusia dalam kondisi tertentu,” ungkap para peneliti.
Saat ini, pasar robot bedah global diperkirakan mendekati US$10 miliar per tahun, dengan sekitar 2,7 juta operasi robotik dilakukan sepanjang 2024. Sementara sistem seperti Da Vinci masih membutuhkan kendali langsung dokter, SRT-H menawarkan visi masa depan di mana robot bisa menangani operasi di lokasi terpencil, mengurangi beban tenaga medis, dan meminimalkan risiko kesalahan manusia.
Baca juga: Robot Mini Ini Bisa Kamu Rakit Sendiri, Cocok Buat Developer AI Pemula
Proyek ini didanai oleh ARPA-H, NSF, dan NIH, lembaga-lembaga utama riset kesehatan dan sains di Amerika Serikat. Ke depan, pengembangan akan difokuskan pada adaptasi robot untuk jenis operasi yang lebih kompleks dan penerapannya di lingkungan klinis manusia.
Apakah kita siap menyambut era di mana robot bisa menjadi “dokter bedah” sepenuhnya? Jika ya, revolusi kesehatan ini sudah dimulai dari sekarang.
Leave a Comment