Fast Charging, Maksud dan Kegunaannya

apa itu Fast Charging sering disematkan pada smartphone Android & iPhone yang akan maupun yang telah di rillis. Namun apa sih fast charging tersebut? Apa kelebihan dibanding pengisian tipe biasa? Nah, untuk menjawab rasa penasaran Sobat, simak ulasan lengkap tentang pengisian daya cepat di artikel kali ini.

Sekarang ini smartphone sudah wajib banget punya fitur pengisian cepat, karena dengan adanya fitur tersebut, menunggu pengisian baterai bukanlah sesuatu yang membosankan lagi, karena hanya dalam waktu beberapa menit saja, beterai hp sudah terisi penuh.

Apa itu Fast Charging

Apa itu Fast Charging

Fast charging adalah Pengisian daya cepat yang biasanya disematkan pada fitur perangkat gadget atau smartphone, fitur ini sebenarnya bukan hal yang baru. Teknologi pengisian daya cepat sudah ada beberapa tahun sebelumnya, dan makin terus berkembang mengikuti perkembangan spesifikasi smartphone hingga saat ini.

Beberapa HP seperti Samsung Galaxy Note, Oppo Pro, Vivo, juga berlomba-lomba menyematkan teknologi ini pada perangkatnya.

Fast charge sendiri memang dirancang untuk memenuhi perkembangan chipset dan komponen HP lainnya yang semakin tinggi. Saat ini, hp-hp keluaran terbaru memiliki spek yang mumpuni, sehingga kinerja handphone semakin tinggi dan memakan konsumsi daya yang besar. Maka tak heran teknologi ini hadir untuk menunjang kebutuhan pengguna.

ummumnya fast charging atau pengisian daya cepat sendiri sendiri hanya akan optimal hingga baterai mencapai 70% – 80%. Namun pada persentase selanjutnya terjadi penurunan kecepatan pengisian daya yaitu pada puncaknya dari 80% hingga 100%. Namun kecepatan ini pun bergantung pada hardware yang digunakan, dan besaran watt yang dapat masuk.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, teknologi pengisian daya cepat ini sudah ada sejak beberapa tahun silam. Nah, pada awal kemunculannya, fast charging di smartphone masih menggunakan besaran 5 Watt dengan kombinasi 5V 1A atau lebih kecil lagi 2,5 Watt dengan kombinasi 5V 0,5A.

Dengan besaran yang hanya sebesar itu, maka pengisian daya baterai tidak lebih cepat ketimbang fast charging saat ini. Selain itu juga cukup memakan waktu dan hanya lebih unggul cepat dibanding pengisian daya baterai biasa.

Quick Charge dan Fast Charge, Sama Atau Berbeda?

Apa itu Fast Charging

Pada beberapa pabrikan ponsel, istilah pengisian daya cepat sendiri berbeda. Beberapa pabrikan menamainya dengan istilah Quick Charge dan Fast Charge.

Lalu apakah kedua istilah tersebut berbeda? lalu bagaimana cara kerjanya?

Jawaban untuk pertanyaan umum ini yaitu kedua istilah tersebut mengacu pada arti dan fungsi yang sama, sama-sama teknologi pengisian daya cepat.

Istilah fast charge umumnya lebih banyak disematkan oleh pabrikan smartphone flagship. Sementara untuk istilah quick charge sendiri merupakan trademark dari pabrikan Qualcomm yang juga berarti teknologi pengisian daya cepat.

Nah, saat ini standar yang digunakan untuk quick charge adalah 5.0. Yang mana pada standar terbaru ini memiliki kinerja yang lebih jauh efisien bila dibandingkan generasi quick charge pada versi sebelumnya.

Dengan berkembangnya teknologi pada pabrikan quick charge, maka suhu baterai menjadi lebih stabil dan mengurangi resiko overheat pada baterai, juga dapat memperpanjang umur baterai itu sendiri.

Perkembangan Teknologi Pengisian Daya Cepat

Apa itu Fast Charging

Seiring berjalannya waktu ditambah teknologi di smartphone yang terus update, maka daya pada fast charger juga berkembang.

Pada versi pendahulunya, daya fast charge hanya 10 Watt dengan kombinasi 5V 2A yang cocok untuk memberikan pengisian daya baterai 2000 mAh hingga 5000 mAh dengan kecepatan yang standar sekitar 2 sampai 4 jam.

Dengan begitu, para produsen pun berlomba-lomba dan menghasilkan fast charger yang memiliki teknologi tinggi, seperti mulai dari Volt yang lebih tinggi, Ampere yang lebih tinggi, atau keduanya yang sama-sama tinggi.

Contohnya saja fitur Qualcomm Quick Charge yang menggunakan 18 Watt dengan kombinasi 12V 1,5A sehingga dapat menghantarkan listrik dengan cepat. Selanjutnya, ada Dash Charge atau OPPO VOOC dengan 25 Watt yang memiliki kombinasi 5V 5A yang sehingga dapat memberikan listrik dengan super cepat.

Hingga saat ini, beberapa produsen ponse telah menyematkan teknologi fast charge 65 watt seperti pada produsen Oppo.

Cara Kerja Fast Charge dan Quick Charge

Pengisian daya cepat

Nah, Untuk cara kerja fast charger cukup mudah dipahami. Kami contohkan dengan menggunakan quick charge Qualcomm v2.0 dan 3.0. Dimana memungkinkan akan memberikan daya besar ke baterai dengan tegangan lebih tinggi dari normalnya, hingga mencapai apa yang disebut “saturasi” (biasanya sekitar 60-80% ) tergantung bagaimana konfigurasi manajemen daya dari masing-masing ponsel.

Ketika pada titik tersebut, pengontrol daya HP akan mengukur kembali jumlah daya yang diterima. Sementara HP akan mulai mengisi lebih banyak, dan akan lebih lambat saat mendekati pengisian 100%.

Istilah ini dapat kita sebut “adaptif”. Quick Charge memungkinkan HP akan mengukur jumlah daya yang diperlukan secara otomatis. Perlu Sobat ketahui, bahwa Quick Charge, quick charging, fast charging, adaptive fast charging, dan turbo charging semuanya mengacu pada fungsi yang sama.

Intinya, proses pengisian daya sendiri terbagi menjadi tiga tahap, yakni arus konstan, saturasi, dan trickle/topping.

Fast Charging Dapat Membuat Umur Baterai Pendek?

Quick Charge

Tidak dapat dipungkiri, beberapa pengguna mempercayai bahwa fast charging akan cepat merusak baterai.

Pada faktanya, hal tersebut tidaklah benar. Saat merancang smartphone, tentunya produsen atau vendor memperhitungkan secara hati-hati dan memformulasikan kombinasi antara jenis baterai (umumnya lithium-ion) dengan daya hantar charger.

Itu mengapa kita dianjurkan untuk menggunakan charger dengan pabrikan yang sama, karena arus dan komponen sudah disesuaikan dengan ponsel.

Baterai ponsel yang cepat rusak tentu disebabkan oleh beberapa hal, seperti menggunakan charger bukan pabrikan yang sama (KW), kualitas baterai yang kurang baik (biasanya pada HP 2018 kebawah), ponsel kemasukan air sehingga terjadi korsleting pada komponen baterai, hingga menggunakan ponsel ketika di charging yang terlalu sering.

Meski hampir semua ponsel saat ini sudah memiliki fitur pemotong arus jika baterai telah mencapai titik penuh 100%, bukan berarti setiap hari kita selalu mengisi daya selama seharian. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja baterai dalam jangka panjang.

Standar Teknologi Fast Charging

Sekarang ini Sobat bisa menemkan beberapa jenis teknologi pengisian cepat saat membeli handphone baru, dan beberapa diantaranya kami jabarkan sebagai berikut:

  1. USB Power Delivery.
    SB Power Delivery adalah standar dari teknologi pegisian cepat yang dikenal sebagai USB-IF, dan teknologi ini sudah digunakan diberbagai prusahaan teknologi, beberapa diantaranya adalah Apple, Google, MediaTek dan Motorola
  2. Qualcomm Quick Charge.
    Qualcomm adalah salah satu pengembang chip ternama, peruhsaan juga punya standar khusus pengisian yang disematkan ke chipset buatannya, teknologi tersebut bernama Qualcomm Quick Charge. Tapi produsen smartphone yang punya standar pengisian cepat sendiri tidak wajib menggunakan Qualcomm Quick Charge tersebut.
  3. VOOC, DashCharge dan WarpCharge.
    OPPO perusahaan smartphone yang cukup populer juga punya standar pengisian cepat sendiri yang dinamakan VOOC, dan beberapa perusahaan lain seperti OnePlus, Xiaomi, Samsung juga memilikinya, teknologi yang mereka ciptakan tersebut membuat produk mereka memiliki pengisian baterai yang cepat.
  4. Huawei SuperCharge.
    Huawei walaupun masih dilanda pembatasan pasar di kawasan AS, tapi perusahaan ini selal getol meluncurkan teknologi terbaru mereka, perusahaan juga punya teknologi pengisian cepat yang selalu melekat pada produk mereka, teknologi tersebut dinamakan SuperCharge yang meningkatkan tenaga atau kekuatan arus.
Apakah Boleh Ponsel Fast Charging Di Charge Dengan Charge Biasa?

Sebetulnya, tidak ada masalah untuk hal ini. Ponsel yang mendukung pengisian daya cepat boleh-boleh saja mengisi daya menggunakan charger biasa. Akan tetapi nantinya akan berpengaruh pada kecepatan pengisian daya.

Baterai ponsel akan menjadi lebih lama penuh dibanding menggunakan charger pabrikan. Namun alangkah baiknya pengguna selalu menggunakan charger atau casan yang asli dan sesuai dengan pabrikan ponsel.

Benarkah Tidak Boleh Terlalu Sering Menggunakan Sampai Baterai Benar-Benar Habis?

Nah, buat Sobat yang sering pakai handphone hingga baterai benar-benar habis atau 0% sebaiknya harus waspada.

Pasalnya beberapa sumber menyebutkan bahwa pemakaian baterai hingga nol persen akan menyebabkan reaksi kimia yang seiring waktu dapat mempersingkat masa pakai baterai.

Itu mengapa pada setiap ponsel memberikan notifikasi peringatan yang memberitahu pengguna untuk segera mengisi daya baterai. Memang terkait hal ini, akan berdampak jangka panjang pada baterai.

Namun alangkah baiknya untuk membuat kondisi baterai lebih awet, Sobat bisa mengisi daya perangkat jika ponsel sudah menurun ke 20 persen atau 30 persen.

Dengan Begitu, pastikan juga Sobat selalu mengisi daya hingga full ketika ingin berpergian agar meminimalisir baterai menjadi low.

Simak juga ulasan lainnya mengenai Xiaomi Mi Charge Turbo 30W Resmi Dirilis!

Akhir kata

Demikian penjelasan tentang apa itu fast charge, cara kerja fast charging, perbedaan istilah, serta kelebihannya yang dapat kami sampaikan. Bagaimana? Soba tertarik untuk membeli HP keluaran terbaru dengan teknologi pengisian daya cepat ini?

Jika ada masukan Sobat bisa tulis di kolom komentar ya! Semoga bermanfaat!



Dapatkan berita teknologi terkini dari AndroidPonsel.com, pusat info tech paling update! Ikuti kami di Google News, Jadilah bagian komunitas kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau selalu update? Aktifkan Notifikasi sekarang juga! OK No thanks