Google terus menunjukkan keseriusannya dalam menjaga ekosistem Android tetap aman dan bebas dari aplikasi berbahaya. Melalui laporan terbarunya, raksasa teknologi asal Mountain View ini mengungkap bahwa selama tahun 2024 saja, mereka telah memblokir lebih dari 2,36 juta aplikasi jahat sebelum aplikasi-aplikasi tersebut berhasil menyusup ke perangkat pengguna.
Tak hanya itu, Google juga menindak tegas para pengembang yang melanggar aturan. Dilansir dari Android Police, sebanyak lebih dari 158.000 akun developer telah ditangguhkan karena melanggar kebijakan Google Play.
Langkah ini bukan terjadi secara tiba-tiba. Google menjelaskan bahwa setiap aplikasi yang masuk ke Play Store akan melalui lebih dari 10.000 pemeriksaan keamanan. Proses ini mencakup pengecekan terhadap malware, penyalahgunaan data pribadi, dan aktivitas mencurigakan lainnya yang berpotensi membahayakan pengguna.
“Dengan sistem pemeriksaan ini, kami bisa mendeteksi dan memblokir aplikasi yang tidak memenuhi standar keamanan sebelum mereka sempat diunduh,” tulis Google dalam blog resminya yang dikutip oleh Android Police.
Selain pemeriksaan awal, Google juga terus memantau aplikasi yang sudah terinstal lewat fitur Play Protect. Fitur ini bekerja secara real-time dengan memindai aplikasi yang terpasang di perangkat pengguna untuk mencari potensi bahaya. Jika terdeteksi ada aktivitas mencurigakan, Play Protect akan langsung memberikan peringatan atau bahkan menghapus aplikasi tersebut secara otomatis.
Fitur ini diaktifkan secara default di semua perangkat Android, sehingga pengguna tidak perlu melakukan pengaturan tambahan untuk mendapatkan perlindungan.
Kampanye “Download Apps, Not Traps”
Untuk meningkatkan kesadaran pengguna, Google juga meluncurkan kampanye edukasi terbaru bertajuk “Download apps, not traps” yang ditayangkan di berbagai platform digital di AS. Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang pentingnya mengunduh aplikasi hanya dari sumber terpercaya dan memahami fitur keamanan yang tersedia di Play Store.
Enam Pilar Keamanan Google Play
Sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan, Google juga memperkenalkan enam pilar perlindungan utama di Play Store:
- Pemeriksaan Keamanan Ketat sebelum aplikasi tayang.
- Bagian Data Safety yang transparan soal bagaimana data pengguna digunakan.
- Verifikasi Pembayaran menggunakan PIN atau biometrik.
- Kontrol Orang Tua untuk aplikasi dan konten anak-anak.
- Lencana Aplikasi Terverifikasi untuk VPN dan aplikasi pemerintahan.
- Kendali atas Data Pribadi, termasuk mematikan personalisasi rekomendasi aplikasi.
Dengan jumlah pengguna Android yang terus bertambah dan ketergantungan terhadap aplikasi yang semakin besar, langkah-langkah ini membuktikan bahwa Google tidak main-main dalam menghadirkan lingkungan digital yang aman. Kebijakan ini sekaligus menjadi sinyal kuat bagi para pengembang agar mematuhi pedoman yang ditetapkan dan tidak mencoba mengeksploitasi celah sistem.
Baca juga: F-Droid vs Google Play Store: Mana yang Lebih Baik untuk Privasi?
“Keamanan pengguna adalah prioritas utama kami. Kami akan terus mengembangkan teknologi dan kebijakan yang memastikan Play Store tetap menjadi tempat yang aman untuk semua,” ujar pihak Google.
Leave a Comment