Setelah sempat diumumkan pada Oktober tahun lalu, Mojang akhirnya resmi menghentikan dukungan untuk virtual reality (VR) dan mixed reality pada gim Minecraft versi Bedrock. Pengumuman ini dikonfirmasi lewat catatan pembaruan (patch notes) terbaru yang dirilis hari ini, menandai berakhirnya era pengalaman Minecraft di dunia imersif VR.
Menurut laporan dari Engadget, Mojang awalnya menyebut bahwa penghentian dukungan untuk platform VR akan terjadi pada bulan Maret 2025. Namun, keputusan tersebut baru terealisasi pada awal Mei, memberikan “tambahan waktu” beberapa minggu bagi para pemain untuk menikmati dunia blok-blok dalam tampilan tiga dimensi.
“Minecraft is no longer (officially) available on virtual and mixed reality platforms,” tulis Anna Washenko dalam laporan di Engadget. Meski terlambat dari jadwal semula, kabar ini tetap mengejutkan sebagian kalangan, terutama mereka yang sudah terbiasa memainkan Minecraft melalui perangkat seperti Oculus Rift, Meta Quest, hingga Windows Mixed Reality.
Penghapusan dukungan untuk seluruh platform bukanlah langkah yang dilakukan secara sembarangan. Dalam kasus Minecraft, sebuah gim yang memiliki ratusan juta pemain aktif di seluruh dunia, keputusan seperti ini tentu mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari biaya pemeliharaan, kompleksitas pengembangan lintas platform, hingga jumlah pemain aktif di platform VR itu sendiri.
Menariknya, Mojang tidak secara eksplisit menjelaskan alasan teknis maupun bisnis di balik keputusan ini. Namun banyak pengamat menduga bahwa tren penggunaan VR untuk Minecraft memang tidak setinggi platform tradisional seperti PC, konsol, dan mobile. Dengan kata lain, effort yang dibutuhkan untuk menjaga performa Minecraft di VR kemungkinan tidak sebanding dengan jumlah penggunanya.
Sementara itu, para pemain yang masih ingin menjelajahi dunia Minecraft dalam mode VR kemungkinan besar harus beralih ke modifikasi tidak resmi atau menggunakan build lama. Namun tentu saja, pengalaman ini tidak akan didukung atau dijamin oleh Mojang.
Keputusan Mojang ini sekaligus memunculkan pertanyaan besar: apakah ini pertanda teknologi VR di dunia gim mulai kehilangan daya tariknya? Atau justru langkah ini menjadi sinyal bahwa developer kini lebih fokus pada pengalaman bermain yang lebih stabil dan masif?
Leave a Comment