Telkom Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia media agar mampu beradaptasi di tengah disrupsi teknologi yang cepat. Melalui inisiatif pelatihan bertema “Transformasi Telkom untuk Bangsa, Bersama Media Wujudkan Indonesia Terkoneksi”, perusahaan digital telco terdepan ini mengajak para jurnalis dan insan media untuk mengeksplorasi lebih jauh pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam proses produksi berita.
Pelatihan yang digelar di Semarang ini dihadiri oleh Komisaris Telkom, Rizal Mallarangeng, serta ratusan jurnalis dari berbagai media nasional dan lokal. Dalam kegiatan tersebut, Telkom menghadirkan lima narasumber inspiratif yang membahas peran AI dalam jurnalisme dari berbagai perspektif, mulai dari etika, efisiensi kerja, hingga potensi AI sebagai asisten produktivitas bagi wartawan.
Rizal Mallarangeng menegaskan bahwa AI kini menjadi teknologi general purpose yang memengaruhi hampir seluruh sektor, termasuk dunia jurnalistik. “Sebagai salah satu perusahaan BUMN terbesar, Telkom selalu berada di tengah perubahan teknologi dalam 50 tahun terakhir. Materi ini krusial untuk disampaikan kepada teman-teman jurnalis karena AI merupakan teknologi yang memengaruhi semua aspek, termasuk jurnalisme itu sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Trainer Publisiana Nanang Djunaedi menekankan bahwa meskipun AI memiliki beragam fungsi, peran manusia tetap tak tergantikan dalam jurnalisme. “Memang benar AI dapat membantu jurnalis dalam mengolah data, memberikan alternatif lead, atau membantu editing, meskipun demikian, AI tidak bisa merasakan human interest di lapangan, di mana hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh wartawan. Wartawan harus memastikan bahwa tulisan yang dibuat memiliki nilai tambah manusia yang tidak bisa digantikan oleh mesin,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ahli Pers Dewan Pers Rustam Fachri Mandayun juga mengingatkan pentingnya etika dan batasan dalam penggunaan AI. “Peraturan-peraturan dalam jurnalisme, termasuk dalam penggunaan AI, membantu memastikan jurnalis agar tetap menjaga kredibilitas dan etika di tengah kemajuan teknologi,” katanya.
Melalui pelatihan ini, Telkom berharap para jurnalis dapat memanfaatkan kecerdasan buatan secara bijak — tidak untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk memperkuat proses kerja jurnalistik. Dengan demikian, media dapat menghadirkan berita yang lebih cepat, akurat, dan tetap mengandung sentuhan kemanusiaan yang relevan bagi publik.
Langkah Telkom ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi dan jurnalisme bisa berjalan beriringan, menciptakan ekosistem informasi yang kredibel dan berdaya saing di era digital.









Leave a Comment